Jakarta – Dalam pandangan Islam, kedurhakaan bukanlah hanya soal anak yang tidak berbakti kepada orang tua, melainkan juga orang tua yang gagal menjalankan kewajibannya kepada anak. Memutus rantai kedurhakaan dan mengembalikan harmonisasi hubungan antara orang tua dan anak merupakan tugas yang diamanatkan oleh ajaran Islam, yang menghendaki adanya kasih sayang, keadilan, dan tanggung jawab dalam keluarga.
Siti Suwaibatul Aslamiyah dalam jurnal ilmiahnya yang berjudul “Konsep Orang Tua Yang Durhaka Dalam Perspektif Islam Vol 11 Nomor 01” terbitan 2017, menguraikan bahwa orang tua durhaka adalah mereka yang gagal melaksanakan kewajiban akibat kelalaian. Demikian pula, Buya Yahya dalam kajiannya di YouTube Al-Bahjah TV berjudul “Azab bagi Orang Tua yang Durhaka kepada Anaknya,” menegaskan bahwa perilaku durhaka orang tua dapat berupa tidak memenuhi kewajiban dalam hal kasih sayang, pendidikan, atau bimbingan spiritual. “Durhakanya orang tua kepada anak itu macem-macem. Bukan hanya sekedar memukul, ada juga orang tua yang durhakanya kepada anak karena salah memberikan pendidikan, memberi ibu yang tidak baik dan memberi nama yang tidak baik,” ujar Buya Yahya.
Lebih lanjut, dalam konteks spiritual Islam, hubungan antara orang tua dan anak dikaitkan dengan konsekuensi dan azab yang dapat timbul akibat perbuatan durhaka, baik itu dari anak maupun orang tua. Misalnya, sholat seorang anak yang tidak diterima atau azab berat lainnya yang disebabkan oleh perbuatan durhaka pada orang tua. Hal ini berpedoman pada wawasan yang didapatkan dari berbagai sumber tentang azab bagi anak yang durhaka terhadap orang tuanya yang meliputi ketidakditerimaan sholat, terhapusnya nilai amal ibadah, serta ancaman tidak akan mengampuni dan tidak akan mendapat wanginya surga.
Salah satu pemberitaan yang menyoroti perihal durhaka akhir-akhir ini berkaitan dengan perselisihan ibu dan anak selebritis yang viral dan diadukan ke ranah hukum. Fenomena ini mengingatkan pada betapa pentingnya tanggung jawab orang tua untuk tidak hanya mendoakan kebaikan, tetapi juga memperlakukan anak-anaknya dengan keadilan dan kasih sayang, sebagaimana dijelaskan oleh Nofriyanto, M. Ag dari Unida Gontor. “Semoga Allah merahmati orang tua yang membantu anaknya dalam melaksanakan kebaikan,” kata Nofriyanto, mengutip nasehat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Tanggung jawab orang tua dalam mendidik dan mengasuh dengan prinsip-prinsip Islami juga mencakup pemenuhan hak-hak dasar anak, seperti hak untuk hidup dan berkembang. Hak-hak ini secara langsung dihubungkan dengan kewajiban orang tua untuk memenuhinya, seperti terpapar dalam Al-Qur’an dan Hadits. Anak memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan, kasih sayang, dan perlakuan yang adil dari orang tua, yang jika tidak dipenuhi, dapat mengakibatkan konsekuensi negatif, termasuk durhaka.
Mendidik anak secara Islami dan menghindari pencegahan anak durhaka telah menjadi hal yang sangat diperhatikan dalam ajaran Islam. Peran orang tua dalam melindungi dan membimbing anak merupakan tantangan besar yang dihadapi orang tua masa kini, terutama di tengah banyaknya gangguan dan pengaruh dari luar yang dapat mempengaruhi dinamika hubungan antara orang tua dan anak.
Dalam menyikapi fenomena sosial ini, masyarakat dan keluarga Muslim harus kembali pada ajaran asli Rasulullah tentang anak durhaka dan memastikan bimbingan orang tua Islami selaras dengan nilai-nilai agama yang diajarkan. Perlu diingat bahwa, mendoakan keburukan pada saat marah adalah sesuatu yang harus dihindari, seperti diingatkan oleh Rasulullah, “Janganlah kalian mendoakan kejelekan untuk diri kalian sendiri, dan janganlah kalian mendoakan kejelekan untuk anak-anak kalian, serta mendoakan kejelekan untuk harta kalian, karena bisa jadi bertepatan pada waktu mustajabnya doa. Maka Allah pasti akan mengabulkannya,” (HR. Muslim No. 920).
Pendidikan adalah kunci dalam memastikan anak-anak tumbuh menjadi individu yang beriman dan taat pada Allah SWT dan kepada orang tua mereka. Prinsip-prinsip dasar dalam pendidikan Islam ini bukan hanya menciptakan fondasi moral yang kuat bagi anak, tetapi juga memperkuat fondasi kebersamaan dan kasih sayang antara anggota keluarga.