Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah KH M Cholil Nafis mengajak seluruh masyarakat untuk aktif menggunakan hak pilihnya dalam pemilu yang akan diselenggarakan pada tahun 2024.
Menurut Kiai Cholil, tidak menggunakan hak pilih atau golongan putih (golput) dalam pemilu dianggap sebagai perbuatan yang haram. Terkait hal ini, MUI telah mengeluarkan fatwa tentang kewajiban memilih pemimpin.
“Dalam fatwa yang dikeluarkan pada Ijtima Ulama II se-Indonesia pada tahun 2009, ditegaskan bahwa memilih pemimpin dalam Islam adalah kewajiban untuk menegakkan imamah (kepemimpinan) dan imarah (pemerintahan) dalam kehidupan bersama,” ujar Kiai Cholil seperti dilansir MUI Digital pada Sabtu (16/12/2023).
Kiai Cholil menjelaskan bahwa masyarakat yang tidak menggunakan hak pilihnya dianggap tidak bertanggung jawab terhadap arah bangsa ini. Oleh karena itu, dia dengan tegas mengajak masyarakat untuk tidak golput.
Masyarakat diimbau khususnya untuk memilih salah satu dari tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden yang akan bertarung pada Pilpres 2024.
Baca Juga : 5 Maklumat Politik Jaringan Ulama Perempuan Indonesia untuk Pemilu 2024
Pengasuh Pondok Pesantren Cendekia Amanah, Depok, Jawa Barat, menekankan bahwa jika masyarakat tidak memilih salah satu dari calon presiden, Indonesia bisa mengalami ketidakstabilan.
“Indonesia tanpa presiden pasti kita kacau. Kacau itu lebih buruk daripada pemimpin yang tidak ideal, karena pemimpin yang tidak ideal masih bisa kita kontrol melalui DPR, isu masyarakat masih bisa,” tegasnya.
Cholil menegaskan bahwa setiap warga negara yang memiliki hak pilih memiliki tanggung jawab untuk mencoblos siapa yang akan memimpin Indonesia ke depan. Oleh karena itu, dia memperingatkan agar masyarakat tidak memilih ketiga calon presiden dan wakil presiden sekaligus, agar suaranya dianggap sah.
“Kita meminta pilihlah salah satu dari yang tiga. Mau nomor satu, dua, dan tiga silahkan mana yang sesuai, kita sudah lihat dari visi misinya, debatnya siapa yang ngomongnya lebih bagus, mana yang lebih konsisten melaksanakannya,” ungkapnya.
Dengan demikian, Kiai Cholil berharap agar masyarakat dapat menggunakan hak pilihnya untuk memilih sosok yang dianggap ideal untuk memimpin Indonesia ke depan.
“Pemimpin adalah cermin dari masyarakat. Oleh karena itu, apa pun alasannya, tidak boleh tidak memilih di pemilu yang akan datang (Pemilu 2024). Jadi harus memilih,” tegasnya.
Baca Juga : Meski Minoritas, Caleg Muslim Menang Pemilu Legislatif di Myanmar