REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR – Pemkab Cianjur, Jawa Barat, mengencarkan pendidikan agama di luar sekolah melalui Program Diniyah Takmiliyah. Hal ini dilakukan sebagai upaya memupuk karakter agamis dan membangun akhlak anak. Program itu diharapkan mencegah anak dan pelajar di Cianjur dari perbuatan melanggar hukum.
Bupati Cianjur, Jawa Barat, Herman Suherman mengimbau orang tua agar lebih meningkatkan pengawasan terhadap anak saat menggunakan internet atau alat penunjang teknologi yang semakin canggih, agar tidak disalahgunakan membuat hal yang melanggar hukum.
“Pemerintah daerah akan berusaha membuat pelajar di Cianjur, dapat menggunakan teknologi sebagai sarana dan prasarana mendulang prestasi dengan memupuk karakter agamis melalui pendidikan agama di luar sekolah melalui program Diniyah takmiliyah,” katanya, Ahad (3/1)
Hal tersebut, tutur dia, bertujuan untuk memupuk akhlaknya, sehingga pelajar di Cianjur tidak hanya pintar akademis, melek teknologi, tapi memiliki akhlaknya yang bagus. Ia meyakini ketika akhlaknya sudah bagus, mereka tidak salah dalam menerapkan teknologi sekalipun dalam kehidupannya.
“Saya baru tahu kalau anak SMP yang membuat parodi lagu kebangsaan Indonesia Raya itu, warga Cianjur. Saya sangat menyayangkan hal tersebut karena dapat mempengaruhi hubungan baik antar negara dan sudah jelas melanggar hukum,” katanya.
Untuk mencegah hal serupa kembali terjadi, pihaknya mengimbau orang tua untuk lebih meningkatkan pengawasan dan mendampingi anak saat menggunakan internet atau sarana dan prasarana penunjang lainnya seperti saat menggunakan telepon pintar dan komputer, sehingga aktifitas yang mereka lakukan dapat terpantau.
“Kemajuan teknologi menjadi bumerang dan membahayakan untuk anak, sehingga pengawasan dan pendampingan saat mereka menggunakan internet harus lebih ditingkatkan. Bahkan bimbingan orang tua, sangat dibutuhkan agar anak tidak salah dalam menggunakan teknologi,” katanya.