BIROMUSLIM, Jakarta — Menyantuni anak yatim termasuk akhlak yang mulia. Islam mengajarkan umatnya untuk menghormati dan menyantuni anak yatim. Anak yatim merupakan seorang anak yang tidak lagi memiliki ayah karena telah meninggal dunia.
Dalam Islam, anak yatim merupakan salah satu golongan pertama dari orang-orang yang berhak mendapatkan pertolongan. Anak yatim juga dimuliakan oleh Allah SWT dan sangat dicintai oleh Nabi SAW.
Baca juga : Viral, Syekh Ali Jaber Didoakan Anak-Anak Yatim Palestina
Kemuliaan Anak Yatim
Anak yatim memiliki kemuliaan yang terlihat dari besarnya perhatian yang Allah SWT dan Rasul-Nya terhadap mereka. Oleh karena itu, Allah SWT memerintahkan umat Islam untuk berbuat baik kepada mereka. Kemuliaan anak yatim disebutkan oleh Drs. Muhsin dalam bukunya Mari Mencintai Anak Yatim, yang pernah disabdakan oleh Nabi SAW dalam sebuah Hadits :
“Barangsiapa meletakkan tangannya di atas kepala anak yatim dengan penuh kasih sayang, maka Allah SWT akan menuliskan kebaikan pada setiap helai rambut yang disentuh tangannya.” (HR Ahmad, ath Thabrani, Ibnu Hibban).
Pada hadits, tampak begitu besar kemuliaan seorang anak yatim sehingga orang yang meletakkan tangan dan mengusap kepalanya saja mendapat kebaikan yang tak terukur.
Nabi SAW telah menunjukkan kepada umat manusia bahwa kepala anak yatim mengandung begitu banyak kebaikan dan keberkahan. Terlebih, jika umat Islam merawat mereka sebaik mungkin di rumah mereka sendiri, berkah yang mereka terima akan jauh lebih besar. Hal ini juga sebagaimana dalam sabda Nabi SAW :
“Sebaik-baiknya rumah kaum muslimin, jika di dalamnya anak yatim diperlakukan secara baik. Dan seburuk-buruknya rumah umat Islam bila anak yatim diperlakukan secara buruk.” (HR Ibnu Mubarak).
Berikut ini beberapa bentuk tindakan untuk memuliakan anak yatim, sebagai berikut :
Baca juga : Masya Allah, Anak-Anak Yatim di Palestina Ikut Mendoakan Syekh Ali Jaber
1. Memberikan Perhatian dan Kasih Sayang
Umat Islam hendaknya menunjukkan perhatian dan kasih sayang kepada anak yatim sebagaimana orang tua menunjukkan perhatian dan kasih sayang kepada anak kandungnya.
Mereka yang sudah bukan lagi orang tua dan sudah kehilangan perhatian dan kasih sayang orang tuanya sangat membutuhkan perhatian orang lain, meski tidak sama. Oleh karena itu, mereka harus diperlakukan dengan baik dan lembut, tanpa menghardiknya.
Allah SWT berfirman dalam QS An-Nisa ayat 8 :
وَاِذَا حَضَرَ الْقِسْمَةَ اُولُوا الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنُ فَارْزُقُوْهُمْ مِّنْهُ وَقُوْلُوْا لَهُمْ قَوْلًا مَّعْرُوْفًا
Artinya : “Apabila (saat) pembagian itu hadir beberapa kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, berilah mereka sebagian dari harta itu dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik.” (QS An-Nisa: 8)
2. Menjaga Mereka
Salah satu upaya untuk memuliakan anak yatim yaitu dengan cara menjaga dan merawat mereka. Dalam hal ini berarti hidup mereka tidak boleh terlantar dan menderita kelaparan, miskin, sengsara, dan tanpa ada seorang pun yang peduli.
Allah SWT berfirman dalam QS Al-Baqarah ayat 220 dalam hal mengurus anak yatim :
فِى الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِ ۗ وَيَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الْيَتٰمٰىۗ قُلْ اِصْلَاحٌ لَّهُمْ خَيْرٌ ۗ وَاِنْ تُخَالِطُوْهُمْ فَاِخْوَانُكُمْ ۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ الْمُفْسِدَ مِنَ الْمُصْلِحِ ۗ وَلَوْ شَاۤءَ اللّٰهُ لَاَعْنَتَكُمْ اِنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌ حَكِيْمٌ
Artinya : “Tentang dunia dan akhirat. Mereka bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang anak-anak yatim. Katakanlah, “Memperbaiki keadaan mereka adalah baik.” Jika kamu mempergauli mereka, mereka adalah saudara-saudaramu. Allah mengetahui orang yang berbuat kerusakan dan yang berbuat kebaikan. Seandainya Allah menghendaki, niscaya Dia mendatangkan kesulitan kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS Al-Baqarah: 220).
3. Menyantuni dan Memberi Nafkah
Memuliakan anak yatim berarti menyantuni dan memberi nafkah untuk kebutuhan hidup mereka, baik berbentuk harta maupun makanan yang mereka butuhkan. Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS Al-Balad ayat 14-15 :
اَوْ اِطْعَامٌ فِيْ يَوْمٍ ذِيْ مَسْغَبَةٍۙ يَّتِيْمًا ذَا مَقْرَبَةٍۙ
Artinya : “(kepada) anak yatim yang memiliki hubungan kekerabatan, atau memberi makan pada hari terjadi kelaparan” (Al-Balad: 14-15).
4. Memberikan Perlindungan dan Pembelaan
Islam juga telah memerintahkan umatnya untuk melindungi dan membela anak yatim dari orang-orang yang telah merampas hak-haknya. Sebagaimana dalam hadits Abu Hurairah RA, Nabi SAW bersabda :
اللَّهمَّ إنِّي أحرِّجُ حقَّ الضَّعيفينِ : اليتيمِ ، والمرأَةِ
Artinya: “Ya Allah. Sungguh aku timpakan dosa kepada orang-orang yang menyia-nyiakan hak dua golongan yang lemah, yaitu yatim dan wanita.” (HR Ibnu Majah)
Dalam hadits ini, Nabi Muhammad SAW sangat serius dalam memperhatikan hak-hak anak yatim dan perempuan karena tidak ada satupun dari mereka memiliki kedudukan dan kemampuan untuk melindungi dirinya sendiri. Itulah sebabnya Nabi SAW menunjukkan dosa, penderitaan dan kesengsaraan kepada mereka yang merampas hak anak yatim.
Baca juga : Keutamaan Ibadah Umrah di Bulan Suci Ramadhan
Keutamaan Menyantuni Anak Yatim
Mereka yang mampu merawat anak yatim akan mendapat pahala yang luar biasa dari Allah SWT. Mengutip buku Road to Jannah karya Robi Afrizan Saputra, Allah SWT menjanjikan pahala surga bagi orang yang merawat anak yatim dengan tulus dan ikhlas.
Sahl bin Sa’ad berkata bahwa Nabi SAW pernah bersabda, “Aku dan orang yang menanggung anak yatim (kedudukannya) di surga seperti ini.” Kemudian Nabi SAW mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah beliau serta agak merenggangkan keduanya. (HR Bukhari).
Hadits tersebut menegaskan bahwa orang yang menyantuni anak yatim akan diberi kedudukan yang tinggi di surga dan akan dekat dengan Nabi SAW.
Inilah hakikat menyantuni anak yatim sebagai salah satu akhlak mulia. Semoga umat muslim dapat meneladani dan mengikuti sikap Nabi SAW dalam memperlakukan dan menghormati anak yatim.
Baca juga : Kata Anak Yatim Disebutkan Al-Qur’an 23 Kali, Segera Muliakan Mereka