BiroMuslim – Seringkali kita mendengar tentang keutamaan memperbanyak shalawat, terutama pada hari yang terang benderang dengan ketaatan dan berkah, yakni hari Jumat. Namun, apa sejatinya yang membuat shalawat begitu penting dalam kehidupan seorang Muslim hingga Sang Nabi menekankan keutamaannya? Inilah rahasia dan hikmah yang tersembunyi di balik praktik membaca shalawat yang menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan seorang umat Islam, berangkat dari rangkaian hadits yang penuh hikmah hingga pengalaman spiritual para ulama salaf yang menginspirasi hati.
Hari Jumat merajai hari-hari lainnya dalam sepekan, dipuja sebagai ‘raja hari’ dan menjadi simbol keistimewaan bagi umat Islam. Telah jelas bahwa hari ini adalah kesempatan emas untuk meningkatkan ibadah dan amalan kebaikan, termasuk di dalamnya membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Tapi, apa sebenarnya yang menjadikan shalawat pada hari Jumat begitu direkomendasikan? Mari kita teropong lebih dalam.
- Pembuka Pintu Rahmat: Shalawat adalah bentuk doa yang paling mulia, karena melibatkan memohon kepada Allah untuk melimpahkan rahmat kepada Rasulullah SAW. Pada hari Jumat, waktu di mana amal saleh mendapat pahala lebih besar, shalawat menjadi penawar hati dan pembuka pintu rahmat dari sang Pencipta.
- Peningkatan Keberkahan: Dinukil dari berbagai kisah para ulama, kebiasaan memperbanyak shalawat telah membawa peningkatan keberkahan dalam hidup mereka. Hal ini bukan sekadar legenda, tetapi juga buah manifestasi kecintaan kepada Nabi yang dengan sendirinya mendekatkan seseorang pada keberkahan Allah.
- Penanda Cinta yang Abadi: Mendekap erat kebiasaan membaca shalawat, terutama di hari Jumat, adalah penanda cinta yang abadi kepada Nabi Muhammad SAW. Cinta ini tidak hanya dibuktikan melalui lisan dan tulisan, namun juga diwujudkan dalam bentuk bacaan shalawat yang terus menerus.
Praktik membaca shalawat oleh para ulama salaf layak untuk dijadikan inspirasi:- Syekh Nuruddin as-Syuni berwirid dengan membaca shalawat sebanyak 10.000 kali setiap harinya.- Syekh Ahmad az-Zawawi membaca 40.000 shalawat setiap harinya, refleksi dari kegemaran mereka yang tiada tara untuk selalu mengingat dan memuji Nabi.
Mengapa membaca shalawat di hari Jumat ini disarankan, bukan hanya karena adanya rekomendasi dari hadits, melainkan juga karena shalawat memiliki daya yang tak terhingga dalam membersihkan jiwa, mendekatkan diri pada Allah, dan menghidupkan sunnah Nabi dalam kehidupan kita. Di hari Jumat, ketika shalawat dikirimkan, ia tidak hanya menjadi bukti cinta tetapi juga sebuah sarana yang Allah izinkan sebagai jembatan komunikasi langsung kepada Rasulullah SAW. Keberkahan yang terpancar dari shalawat pada hari Jumat bukanlah sekedar janji, tapi telah menjadi nyata dalam kehidupan banyak hamba Nya yang bertakwa.
Memahami Fadhilah Membaca Shalawat Menurut Hadits
Shalawat merupakan amalan yang memiliki kedudukan tinggi dalam Islam. Amalan ini adalah wujud penghormatan dan doa untuk Nabi Muhammad SAW yang tidak hanya membawa manfaat spiritual tetapi juga berbagai keuntungan dalam kehidupan seorang muslim. Marilah kita renungi beberapa hadits yang mengungkapkan keutamaan membaca shalawat agar kita semakin mengerti pentingnya mengamalkannya dengan istiqamah:
- Penghapus Dosa dan Peningkatan Pahala: Seperti sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Hibban, “Siapa saja di antara para pengikutku bershalawat kepadaku, niscaya dituliskan baginya sepuluh pahala, dan akan dihapus sepuluh dosanya.” Ini menunjukkan bahwa membaca shalawat tidak hanya menambah kebaikan di sisi Allah tetapi juga menjadi sarana untuk mensucikan kita dari dosa-dosa.
- Shalawat sebagai Sarana Kelapangan Dada: Dalam hadits lain yang disampaikan oleh an-Nabhani, Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang susah memenuhi hajatnya, maka perbanyaklah membaca shalawat kepadaku. Karena sesungguhnya shalawat dapat menyingkap keresahan, kegundahan, dan kesempitan serta dapat memperbanyak rezeki dan menunaikan kebutuhan-kebutuhan.” Hal ini menunjukkan bahwa shalawat memiliki keutamaan dalam memberikan kelapangan dada dan kemudahan dalam setiap urusan.
- Syafa’at di Hari Kiamat: Dalam tradisi Islam, membaca shalawat juga berhubungan erat dengan mendapatkan syafa’at Nabi Muhammad SAW di akhirat. Sebagaimana sabda beliau, “Siapa saja yang bershalawat kepadaku, niscaya aku akan memberikan syafa’at kepadanya di hari kiamat.” Ini memberikan harapan bagi setiap muslim bahwa kecintaan dan penghormatan kepada Rasulullah SAW melalui shalawat akan berbuah manis di saat kita paling membutuhkannya.
- Keistimewaan Shalawat di Hari Jumat: Hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Abu Dawud menyatakan bahwa shalawat pada hari Jumat memiliki makna istimewa karena shalawat yang dibaca akan diperlihatkan langsung kepada beliau. Sehingga, hari Jumat menjadi momen yang sangat dianjurkan untuk memperbanyak bacaan shalawat.
- Shalawat Meningkatkan Kedekatan dengan Nabi: Dalam beberapa riwayat, diceritakan bahwa para sahabat dan ulama salaf memiliki kebiasaan memperbanyak shalawat sebagai cara untuk mendekatkan diri kepada Nabi Muhammad SAW, baik secara spiritual maupun dalam upaya meneladani akhlak beliau.
Melalui pembahasan hadits-hadits ini, kita dapat melihat keberkahan dan keutamaan yang melimpah dari membaca shalawat. Oleh karena itu, sebagai umat Islam yang senantiasa rindu akan kecintaan dan keridhaan Allah SWT serta Rasul-Nya, memperbanyak shalawat hendaknya menjadi bagian tak terpisahkan dari amalan kita sehari-hari, khususnya pada hari Jumat yang mulia.
Baca Juga : Ateisme dan Kehilangan Iman dalam Pandangan Khatib Masjidil Haram
Praktik Shalawat Ulama Salaf Sebagai Inspirasi
Sejarah telah membuktikan betapa para ulama salaf memiliki kecintaan yang luar biasa terhadap Rasulullah SAW yang tercermin dalam amalan memperbanyak bacaan shalawat. Kita mengenal Nyai Hj Shofiyah Umar, seorang sosok yang memiliki komitmen tinggi dalam membaca shalawat, seringkali mencapai angka puluhan ribu sehari. Beliau merasa gundah dan malu jika belum memenuhi target wirid harian yang dicintainya.
- Nyai Hj Shofiyah Umar: Menjadikan shalawat sebagai rutinitas harian dengan membaca shalawat sekitar lima belas ribu kali dan menjadi murung jika belum tercapai.
Kemudian, ada pula ulama kharismatik yang berwirid shalawat dengan jumlah yang tak kalah mengagumkan. Mereka yakin melalui wirid shalawat ini, mereka mampu mendekatkan diri dan memperoleh keberkahan langsung dari Rasulullah SAW.
- Syekh Yusuf bin Ismail an-Nabhani: Pengarang kitab “Afdlalus Shalawât ‘alâ Sayyidis Sâdât” yang menuturkan beberapa wirid shalawat yang dilakukan oleh para ulama, seperti Syekh Nuruddin as-Syuni dengan 10.000 shalawat sehari, dan Syekh Ahmad az-Zawawi yang mencapai 40.000 shalawat.
Para ulama dengan wirid shalawat mereka memberikan inspirasi yang dalam bagi kita. Praktik mereka ini menunjukkan bahwa memperbanyak bacaan shalawat bukan sekadar ritual, melainkan ekspresi cinta dan hormat yang mendalam terhadap Rasulullah SAW.
- Kontemplasi: Meluangkan waktu untuk bershalawat setiap hari bukan hanya membantu membersihkan jiwa dan diri dari dosa, tetapi juga menjadi sarana mendekatkan diri kepada Allah dan Rasul-Nya.
- Wirid Harian: Menetapkan wirid shalawat harian dengan jumlah tertentu, mengikuti teladan ulama salaf, bisa meningkatkan spiritualitas dan memperkuat ikatan kita dengan Rasulullah SAW.
Menerapkan praktik memperbanyak shalawat dalam kehidupan sehari-hari tentu membutuhkan keistiqamahan dan niat yang tulus. Namun, dengan meneladani ulama salaf, kita dibimbing untuk meraih banyak keutamaan dan keberkahan sebagaimana yang dijanjikan oleh Rasulullah SAW dalam berbagai haditsnya. Keistimewaan dan rahasia di balik memperbanyak shalawat, terutama pada hari Jumat, akan mengantarkan kita pada pemahaman yang lebih dalam mengenai keagungan cinta seorang hamba pada Nabi dan keutamaannya dalam Islam.
Mengapa Shalawat Begitu Penting dalam Kehidupan Muslim Sehari-hari?
Shalawat kepada Nabi Muhammad SAW adalah amalan yang dianjurkan di setiap waktu, khususnya pada hari Jumat. Keutamaannya tidak hanya terbatas pada rasa cinta kepada Sang Nabi, namun juga memiliki dampak yang luas terhadap kehidupan seorang Muslim. Dengan memperbanyak shalawat, seorang Muslim bisa merasakan manfaat-manfaat berikut:
- Ketenangan Batin dan Kedamaian Jiwa
Shalawat memiliki kekuatan untuk menenangkan jiwa dan membawa kedamaian batin. Di tengah hiruk-pikuk kehidupan sehari-hari, membaca shalawat bisa menjadi obat yang mengusir kecemasan dan kegelisahan. - Pembuka Pintu Rezeki
Dikaitkan dengan berbagai hadits, shalawat sering dinyatakan sebagai salah satu sarana pembuka pintu rezeki. Dengan membiarkan hati berselimut selawat, seseorang mampu mendatangkan berkah dalam urusan ekonomi mereka. - Pengampunan Dosa dan Peningkatan Pahala
Salah satu hadits menyebutkan bahwa setiap kali seorang Muslim bershalawat, mereka akan mendapatkan pahala dan penghapusan kesalahan-kesalahan mereka. - Perantara Doa yang Mudah Dikabulkan
Ada pandangan dalam tradisi Islam bahwa doa yang diantara dengan membaca shalawat kepada Nabi memiliki peluang lebih besar untuk dikabulkan oleh Allah SWT. - Mendekatkan Dirinya kepada Nabi Muhammad SAW
Shalawat adalah ekspresi cinta dan penghormatan kepada Rasulullah, sehingga semakin sering seseorang membacanya, dia semakin dekat dengan sosok yang dicintainya, yaitu Nabi Muhammad SAW.
Bekerjasama dengan tekstur emosional dan spiritual dalam kehidupan sehari-hari, shalawat membawa dampak yang mendalam dan penuh makna. Ritual ini menjadi salah satu praktik yang mampu memberikan sentuhan kelembutan kepada jiwa dan membimbing seseorang pada praktik Islam yang lebih dalam dan penuh cinta. Dengan demikian, shalawat menjadi bukan hanya sekadar lantunan, melainkan jembatan yang menghubungkan seorang Muslim dengan pencipta dan Rasul-Nya dalam keseharian penuh dinamika.
Baca Juga : Apakah Pelihara Anjing dalam Islam Halangi Malaikat Masuk Rumah?
Amalan Sunnah Hari Jumat: Sebuah Pengayaan Rohani
Hari Jumat memang memiliki keistimewaan tersendiri dalam Islam. Selain dianjurkan untuk memperbanyak shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, berbagai amalan sunnah lainnya juga sangat direkomendasikan untuk dijalankan. Amalan-amalan ini tidak hanya dapat menambah pahala bagi umat Islam, tetapi secara simultan ikut memperkaya rohani dan membawa kedamaian dalam hati. Berikut adalah beberapa amalan sunnah yang sebaiknya dipraktikkan setiap hari Jumat:
- Mandi Sunnah Hari Jumat (Ghusl)
Mandi sunnah di hari Jumat merupakan salah satu amalan yang ditekankan untuk menyambut hari yang penuh keberkahan ini. Mandi sebelum melaksanakan shalat Jumat adalah sarana penyucian diri, tidak sekedar secara fisik tetapi juga simbolis untuk kebersihan jiwa. - Memakai Pakaian Terbaik dan Wangi-Wangian
Mengenakan busana terbaik dan memakai wangi-wangian sebagai bentuk penghormatan terhadap hari Jumat dan shalat Jumat merupakan amalan yang mencerminkan rasa hormat serta kecintaan terhadap syariat Islam. - Membaca Surat Al-Kahfi
Membaca Surat Al-Kahfi pada hari Jumat memiliki fadhilah tersendiri, di mana bagi orang yang membacanya akan diberi cahaya hingga Jumat berikutnya. Surat ini juga kaya akan pelajaran tentang fitnah dunia, kekuatan iman, dan pertolongan Allah kepada hamba-hamba-Nya. - Menunaikan Shalat Jumat di Masjid
Shalat Jumat berjamaah di masjid bukan hanya kewajiban, tetapi juga menjadi momentum bagi orang-orang beriman untuk berkumpul, mendengarkan khutbah, dan saling mengingatkan dalam kebaikan dan kesabaran. - Berdoa di Saat Mustajab
Terdapat saat mustajab (waktu diijabah) pada hari Jumat di mana doa-doa dipercaya memiliki peluang lebih besar untuk diijabah. Memanfaatkan waktu ini untuk berdoa adalah praktik yang sangat dianjurkan.
Kombinasi dari berbagai amalan sunnah di hari Jumat secara keseluruhan dapat mendekatkan seorang Muslim pada Sang Pencipta. Hari Jumat adalah kesempatan untuk meraih keberkahan, memperbaharui niat, dan meningkatkan semangat dalam menjalankan ibadah. Setiap amalan yang diamalkan dengan keikhlasan akan menambah kekayaan rohani dan membantu umat Islam bertumbuh dalam iman dan ketaqwaan. Ini adalah hari di mana seorang Muslim diberikan waktu istimewa untuk mengevaluasi dan merenungkan perjalanan rohaninya, sehingga setiap Jumat seharusnya dilihat sebagai titik lepas landas untuk meningkatkan diri dalam aspek spiritual.