Kasus dugaan ujaran kebencian yang berawal dari cuitan mantan politikus Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean masih terus bergulir. Ferdinand, yang telah menjadi mualaf sejak tahun 2017 ini menegaskan, cuitan tersebut tidak ada urusan dengan agama manapun. Ia meyakini, ada salah persepsi dari cuitannya tersebut, dan ada yang melakukan provokasi menambah narasi tak sesuasi fakta sehingga terkesan mengadu domba.
“Setelah saya mencuit tentang itu, kemudian ramai karena ada salah persepsi yang muncul dan ada yang melakukan provokasi dengan menambah narasi yang tidak sesuai fakta hingga terkesan mengadu domba,” kata Ferdinand pada Sabtu (8/1/2022).
Lebih lanjut ia mengatakan, muncul berbagai opini yang seolah-olah menjadi adu domba antara agama Islam dan Kristen. Faktanya, cuitan tersebut tidak ada urusan dengan agama manapun.
“Maka muncul opini bahwa seolah ini menjadi adu domba antara Kristen dan Islam. Ini murni dialog pribadi saya dengan diri saya, dialog tentang saya dengan Tuhan saya Allah SWT,” ucapnya.
“Orang tidak mengenal saya bahwa saya adalah seorang Muslim, seorang Mualaf sejak 2017. Telah menuduh saya dengan kalimat yang tidak tepat terutama tentang identitas agama saya, akhirnya jadi ribut dan gaduh,” ungkap Ferdinand.
Diketahui, kasus tersebut bermula saat Ferdinand mengunggah satu cuitan di akun Twitternya yang berbunyi, “Kasihan sekali Allahmu ternyata lemah harus dibela. Kalau aku sih, Allahku luar biasa, maha segalanya, Dia lah pembelaku selalu dan Allahku tak perlu dibela,” tulis Ferdinand.
Terkait laporan tersebut sudah teregister dengan nomor LP/B/0007/I/2022/SPKTBarekskrim Polri tertanggal 5 Januari 2022.
Mantan politikus Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean juga akan diperiksa Senin (10/1/2022), terkait kasus dugaan ujaran kebencian yang mengandung unsur suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).