Site icon Info Seputar Muslim

Pengertian Syaban dalam Pandangan Pakar Fikih

Pengertian Syaban dalam Pandangan Pakar Fikih

Pengertian Syaban dalam Pandangan Pakar Fikih

BIROMUSLIM, JakartaSyaban berasal dari kata al-sya’b. Al-sya’b yang berarti berkumpul atau terkumpul atau tempat berkumpul serta keadaan berkumpul. Hal tersebut diungkapkan peneliti Rumah Fiqih Ustaz Ahmad Zarkasih Lc.

“Salah satu makna kenapa disebut sya’ban, menurut beberapa referensi ini terkait dengan kebiasaan orang-orang Jahiliyah yang memang suka berperang,” kata Ustaz Ahmad Zarkasih Lc melalui tausiyah daringnya.

Ustaz Ahmad Zarkasih Lc mengatakan, mereka berhenti di bulan Rajab karena merupakan bulan yang dimuliakan dan diharamkan pertumpahan darah. Ketika mereka sampai di bulan Sya’ban, mereka berkumpul kembali setelah beristirahat sebulan yang lalu.

“Mereka berkumpul untuk membangun kekuatan dan berperang,” katanya.

Baca juga : 4 Fakta dan Keutamaan Malam Nisfu Sya’ban

Makna seperti itu, bagaimanapun, tidak memberikan motivasi dan penyemangat bagi seorang Muslim untuk beribadah. Oleh karena itu, banyak ulama yang mengartikan Sya’ban sebagai sya’b (berkumpulnya) karunia Allah bagi hamba-hambaNya selama bulan ini.

“Diartikan juga sebagai jalan kebaikan yang diambil, yang berasal dari kata a’-Syi’b yang berarti jalan di pegunungan, dan itu sebutan untuk jalan kebaikan,” ujarnya.

Bisa juga diartikan bahwa Sya’ban berarti al’Sya’b yang juga berarti menyembuhkan, artinya Allah akan menyembuhkan luka hati selama bulan ini ketika mendekati ibadah kepada Allah SWT.

Tentu saja suatu tempat atau waktu menjadi mulia dan terhormat karena sesuatu yang mulia dan agung terjadi di dalamnya. Sya’ban juga demikian, memiliki kedudukan yang mulia dan tinggi dalam syariat karena Allah memiliki peristiwa-peristiwa besar di dalamnya.

Ustaz Ahmad Zarkasih Lc mengatakan bahwa di antara peristiwa utama yang terjadi di bulan Sya’ban adalah jawaban atas doa Nabi SAW kepada Allah SWT untuk mengubah arah kiblat dari Baitul Maqdis ke Baitullah di Mekkah.

Baca juga : Apa Keutamaan Membaca Yasin di Malam Nisfu Sya’ban?

Dan akhirnya, Allah mengabulkan doa di bulan Sya’ban dengan diturunkannya surat Al-Baqarah ayat 144. Ini terjadi setelah Nabi setiap hari melihat doa yang khusyuk dan mengangkat tidak hanya tangannya ke langit tetapi juga wajahnya dengan harapan wahyu akan datang sebagai jawaban.

Bulan Sya’ban juga melihat peningkatan ibadah tahunan umat kepada Allah SWT, karena itu Nabi SAW kemudian juga melakukan ibadah puasa di bulan Sya’ban lebih banyak dari puasa sunnah yang biasanya dilakukan di bulan-bulan lain. Nabi SAW mengharap ridha Allah SWT.

“Demikian juga puasa di bulan Sya’ban merupakan puasa yang paling mulia diantara puasa sunnah lainnya setelah puasa di bulan Ramadhan. Nabi SAW menyebutkannya dalam riwayat Imam al-Tirmidzi.

Juga, terjadi di bulan Sya’ban adalah turunnya wahyu surat Al-Ahzab ayat 56 yang berisi perintah Allah SWT kepada kita untuk bershalawat kepada Nabi SAW setelah sebelumnya Allah SWT melakukan dengan malaikat-malaikat Nya bershalawat ke Nabi SAW. Shalawat Nabi merupakan ibadah yang sangat agung.

Baca juga : Keistimewaan Malam Nisfu Sya’ban

“Karena bukan hanya diperintahkan kepada kita tapi juga Allah melakukannya. Dan ibadah agung itu diturunkan di bulan sya’ban; karenannya sangat layak jika dikatakan bahwa sya’ban adalah bulan shalawat kepada Nabi SAW,” katanya.

Dalam kitabnya Lathaif al-Ma’arif, Imam Ibn Rajab al-Hanbali meriwayat sesuatu dari sayyidina Anas bin Malik ra dengan sanad yang dilemahkan (dhaif), bahwa ketika bulan Sya’ban tiba, orang-orang Muslim bergegas untuk menuju Mushaf;artinya pada bulan Sya’ban Al-Qur’an lebih sering dan banyak dibaca dibanding bulan-bulan lainnya. Pada saat yang sama, mereka juga menghitung harta mereka untuk dizakati agar orang miskin tercukupi ketika masuk bulan Ramadhan. Oleh karena itu, banyak ulama mengatakan bahwa Sya’ban adalah bulan Al-Qur’an dan bulan berbagi.

Dijelaskan juga oleh para ulama bahwa ada malam yang mulia di bulan Sya’ban yaitu Nisfu Sya’ban dimana pada malam ini dengan hadits shahih Allah SWT menurunkan rahmat dan mengampuni hamba-hambanya yang beramal dan beristighfar malam itu. Karena itu, banyak tradisi muncul di banyak negara Muslim pada malam Nisfu Sya’ban, di mana mereka berkumpul dan berdoa memohon ampunan dan rahmat Allah SWT sesuai pesan Nabi SAW tentang mulianya malam Nisfu Sya’ban.

Sumber : Republika.co.id

Baca juga : 5 Persiapan Menyambut Bulan Suci Ramadhan 2023

Exit mobile version