BIROMUSLIM – Pondok Pesantren Lansia Ma’rifatullah di Desa Sendangmulyo, Kapanewon Minggiri, Kabupaten Sleman, mulai dibangun. Pembangunan ditandai dengan peletakan batu pertama yang dilakukan oleh Bupati Sleman, Kustini Purnomo.
Peletakan batu pertama dilakukan di atas tanah wakaf yang direncanakan menjadi bangunan pondok pesantren. Ketua Panitia Pelaksana Pembangunan Pesantren, Supriyadi mengatakan, Yayasan Kiwari sedang membangun pesantren untuk lansia.
“Nantinya, pondok pesantren yang akan dibangun tersebut akan menjadi tempat lansia yang ingin memperdalam agama,” kata Supriyadi, Selasa (5/3).
Selain pesantren, Pemkab Sleman memiliki beberapa inovasi dalam pelayanan bagi lansia. Pada awal Januari 2022, Kantor Kelurahan Kota Banyuraden di Kapanewon Gamping meluncurkan program Pelayanan Lansia Terpadu (Lantip).
Ini merupakan pelayanan yang lahir dari kerjasama beberapa penyuluh pelayanan terpadu lansia dengan kelurahan untuk mewujudkan pelayanan terpadu. Kabupaten Sleman sendiri dipilih jadi lokasi uji coba dalam implementasi Lantip.
Baca juga : Kemenag Gelar Mudzakarah di Pesantren Salafiyah Syafi’iyyah
Selain itu, Pemkab Sleman masih terus menggencarkan vaksinasi lansia, termasuk vaksinasi tahap ketiga atau booster. Salah satunya dilaksanakan dengan cara jemput bola oleh puskesmas secara langsung ke rumah-rumah lansia.
Dalam sambutannya, Bupati Sleman, Kustini Purnomo, mengungkapkan kepuasannya atas dibangunnya Pesantren Ma’rifatullah untuk para lansia. Keberadaan Pondok Pesantren Ma’rifatullah untuk lansia bertujuan untuk meningkatkan pemahaman ilmu agama di kalangan lansia.
Ia menegaskan bahwa Pesantren Lansia merupakan wadah kegiatan para lansia dalam menunaikan masa tuanya melalui berbagai kegiatan yang dirancang untuk mengabdi kepada Allah SWT. Harapan tidak lain adalah mencapai kebahagiaan di akhirat.
“Pesantren lansia memiliki peranan yang besar dalam menciptakan kemandirian dan membimbing para santri lansia dalam meningkatkan kualitas hidup, terutama dalam memanfaatkan waktunya untuk belajar dan mengamalkan ajaran agama,” ujar Kustini.
Selain peletakkan batu pertama, Kustini juga meresmikan Masjid Jamilah yang saat itu telah selesai dibangun. Peresmian dilakukan secara simbolis yang ditandai dengan pengguntingan pita dan penandatanganan prasasti Bupati Sleman.
Baca juga : PBNU : Jangan Distigmakan Pesantren dengan Kekerasan