BIROMUSLIMCOM – Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa’adi berbicara tentang bagaimana Islam memuliakan wanita. Namun, hal ini tidak bisa disamakan dengan konsep Women Liberation Barat.
Hal ini disampaikan Wamenag saat memberikan sambutan di Kongres Muslimah Indonesia (KMI). Kongres ini diselenggarakan di Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jakarta. Wamenag memberikan sambutan mewakili Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.
“Menurut pandangan Islam, perempuan pada dasarnya menempati posisi yang sangat mulia,” tegas Wamenag, Selasa (20 Desember 2022).
Islam, kata Wamenag, terkadang berbicara tentang perempuan sebagai individu. Misalnya, wanita yang sedang mengalami menstruasi, hamil, melahirkan dan menyusui. Namun, ini tidak mengarah pada gagasan bahwa Islam bias gender. Sebaliknya, itulah yang membuat seorang wanita mulia.
Baca Juga : Kemenag Luncurkan Buku Moderasi Beragama Guna Cegah Radikalisme
“Pandangan Islam tidak pernah membeda-bedakan peran perempuan dan laki-laki dalam kehidupan sosial,” ujarnya.
Wakil Menteri Agama melanjutkan, dengan meletakkan perempuan pada posisi mulia, maka sudah jelas Islam sangat afirmatif terhadap peran perempuan. Dengan catatan, peran perempuan digolongkan dalam aktivitas-aktivitas yang mulia juga.
“Peran perempuan modern dalam Islam berbeda dengan konsep women liberation Barat yang menuntut kesetaraan dengan laki-laki dalam segala hal,” tegasnya.
Menurut Wamenag, konsep women liberation Barat malah menodai jatidiri perempuan sebagai individu. Baik perempuan maupun laki-laki memiliki hak untuk berperan aktif dalam segala bidang, namun keduanya memiliki batasan-batasan tertentu.
Baca Juga : Kemenag Buka Pelatihan Online Menulis Karya Ilmiah, Ini Cara Daftarnya
“Bukan hanya perempuan yang punya batasan, laki-laki juga punya batasan,” ujarnya.
Wamenag mengapresiasi kiprah KMI dan MUI dalam mengawal dan membina umat Islam Indonesia, khususnya dalam kaitannya dengan permasalahan agama. Wamenag ingin KMI terus mengawal peran perempuan modern dalam menjaga perdamaian sekaligus merespon perkembangan zaman.
“Sehingga, perempuan bisa terus menjadi air yang menenangkan dan selalu membawa perdamaian,” tandasnya.
Baca Juga : MUI Ajak Umat Muhasabah di Akhir Tahun 2022