Keberadaan orang Yahudi memiliki banyak catatan negatif dalam rangkaian sejarahnya.
Kebanyakan orang Yahudi awal sering melakukan hal-hal buruk. Ini juga tertulis dalam Al-Qur’an agar umat Islam tidak mengikuti perbuatan jahat mereka.
Dalam bukunya yang berjudul “Tadabbur Qur’an di Akhir Zaman”, Ustaz Fahmi Salim membahas hal ini dengan mengutip ayat Alquran. Allah SWT berfirman:
وَتَرٰى كَثِيْرًا مِّنْهُمْ يُسَارِعُوْنَ فِى الْاِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاَكْلِهِمُ السُّحْتَۗ لَبِئْسَ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ. لَوْلَا يَنْهٰىهُمُ الرَّبَّانِيُّوْنَ وَالْاَحْبَارُ عَنْ قَوْلِهِمُ الْاِثْمَ وَاَكْلِهِمُ السُّحْتَۗ لَبِئْسَ مَا كَانُوْا يَصْنَعُوْنَ
“Dan kamu akan melihat banyak di antara mereka (orang Yahudi) berlomba dalam berbuat dosa, permusuhan dan memakan yang haram. Sungguh, sangat buruk apa yang mereka perbuat. Mengapa para ulama dan para pendeta mereka tidak melarang mereka mengucapkan perkataan bohong dan memakan yang haram? Sungguh, sangat buruk apa yang mereka perbuat.” (QS Al Maidah [5]: 62-63).
Ustadz Fahmi Salim menjelaskan, konteks ayat ini adalah berbicara tentang perilaku orang-orang Yahudi, Ahli Kitab, dan para pemuka agama mereka. Kata Allah ﷻ, sebagaimana disebutkan dalam ayat tersebut, kamu akan melihat kebanyakan dari mereka orang-orang Yahudi, bersegera membuat dosa dan melakukan permusuhan, serta memakan yang haram.
Tak sekadar memakan bangkai atau makanan yang haram, menurut Ustadz Fahmi, kaum Yahudi juga mencari penghidupan dari memakan harta atau uang haram dan dari hasil jerih payah yang juga haram. “Sungguh, amat buruk apa yang mereka kerjakan itu,” ujar Ustadz Fahmi.
Di dalam Alquran, lanjut dia, biasanya ketika menyebut umat terdahulu selain Islam, Allah ﷻ memang suka menyinggung tentang perilaku-perilaku buruk mereka. Menurut Ustadz Fahmi, penyebutan ini bertujuan agar umat Islam tidak mengikuti perbuatan mereka.
Dalam ayat tersebut, menurut Ustadz Fahmi, Allah ﷻ menggambarkan tiga perilaku buruk yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi, yaitu bersegera melakukan dosa, selalu membuat permusuhan, dan memakan yang haram. “Ketiga hal itu menjadi ciri dan karakteristik mereka,” jelas Ustadz Fahmi.
Hal ini berbeda dengan kehidupan umat Islam di dunia yang diatur oleh aturan-Nya. Segala sesuatu dari yang terkecil hingga yang terbesar diatur oleh hukum Islam.
Hal ini juga diakui oleh Profesor HAR Gibb yang realis, yang mengatakan: “Islam bukan hanya sistem teologis, tetapi juga peradaban yang lengkap.” Oleh karena itu, Islam bukan hanya ajaran tentang teologi, tetapi juga peradaban yang lengkap.