Jakarta – Dalam surat Alquran yaitu surat Al Mumtahanah ayat 9 menunjukkan bahwa umat Islam dilarang berteman dengan non-Muslim, tetapi apa arti sebenarnya dari ayat ini.
Apakah benar Alquran melarang Muslim berteman dengan non-Muslim? Allah ﷻ berfirman:
إِنَّمَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ قَاتَلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَأَخْرَجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ وَظَاهَرُوا عَلَىٰ إِخْرَاجِكُمْ أَنْ تَوَلَّوْهُمْ ۚ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
“Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan mereka sebagai kawanmu orang-orang yang memerangi kamu dalam urusan agama dan mengusir kamu dari kampung halamanmu dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Barang siapa menjadikan mereka sebagai kawan, mereka itulah orang yang zalim.”
Dilansir aboutislam.net, ulama Kanada Shekh Ahmad Kutty menjelaskan bahwa ayat-ayat seperti di atas merujuk pada mereka yang memerangi Nabi Muhammad di masa lalu dan tujuannya adalah untuk mencegah penyebaran Islam. Mereka tidak boleh diartikan bahwa muslim tidak bisa berteman dengan non-Muslim.
Memang, Al-Qur’an dan hadits Nabi menjelaskan bahwa kita harus bekerja sama dengan semua orang, terlepas dari perbedaan keyakinan atau agama, dan menjaga hubungan yang baik dan berbudi luhur.
Oleh karena itu Nabi Muhammad ﷺ menyatakan,“ Jika orang Quraisy memanggil saya untuk menghormati hubungan kekerabatan dan menghormati yang suci, saya akan segera bergabung dengan mereka.“ Rasulullah ﷺ juga berkata:
لَقَدْ شَهِدْت فِي دَارِ عَبْدِ اللّهِ بْنِ جُدْعَانَ حِلْفًا مَا أُحِبّ أَنّ لِي بِهِ حُمْرَ النّعَمِ وَلَوْ أُدْعَى بِهِ فِي الْإِسْلَامِ لَأَجَبْت
“Saya menghadiri sebuah perjanjian perdamaian di rumah Abdullah ibn Judan untuk kembali berdamai dan datang untuk membantu yang tertindas. Jika saya dipanggil untuk itu dalam Islam, saya akan bergegas untuk bergabung!”
Penting juga disadari bahwa Islam adalah agama rahmatan lil alamin, yakni menyebarkan cinta kasih di berbagai belahan dunia, terutama saat berinteraksi dengan sesama.