Pendiri Kerajaan Islam Mataram adalah Panembahan Senopati Ing Alaga Sayidin Panatagama atau yang bernama asli Danang Sutawijaya. Sementara itu, Ki Ageng Pemanahan disebut sebagai perintis kerajaan Islam Mataram sebagaimana yang dikutip dari digital library UIN Surabaya.
Pada mulanya, ia dan ayahnya, Ki Ageng Pamanahan, mendapatkan hadiah dari Kesultanan Pajang berupa tanah Mataram. Hadiah pemberian dari Kesultanan Pajang atau Sultan Adiwijaya inilah yang menjadi asal usul berdirinya kerajaan Islam Mataram.
Selama Sultan Adiwijaya memimpin Kerajaan Pajang, ia menemui banyak kerusuhan dan pemberontakan di wilayah kekuasaannya. Salah satu perang terbesar yang pernah terjadi adalah perang antara Sultan Adiwijaya melawan Aryo Penangsang.
Pada perang ini, Sultan Adiwijaya menugaskan Sutawijaya untuk menumpas pemberontakan Aryo Penangsang. Hasilnya, Sutawijaya berhasil meraih kemenangan dan mengalahkan Aryo Penangsang.
“Dikarenakan jasanya yang besar kepada Kerajaan Pajang, Sultan Adiwijaya memberikan hadiah tanah Mataram kepada Sutawijaya. Setelah Pajang runtuh, ia menjadi Raja Mataram Islam pertama di Jawa Tengah dan bergelar Panembahan Senopati,” tulis situs Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Selama memimpin Kerajaan Islam Mataram, Panembahan Senopati berhasil melakukan ekspansi ke berbagai daerah. Upaya ini dilakukannya untuk mewujudkan gagasan agar Kerajaan Islam Mataram menjadi pusat kebudayaan dan ajaran Islam.
Wilayah kesultanan atau kerajaan Mataram Islam awalnya adalah hutan tempat berdirinya istana tua Mataram Hindu. Lokasi kerajaan berada di Kota Gede, Yogyakarta yang terus berkembang mencapai masa kejayaannya.
Kejayaan kerajaan Islam Mataram terjadi saat berada di bawah pimpinan Raden Mas Rangsang atau biasa dikenal dengan Sultan Agung pada 1613-1645. Ia juga diklaim sebagai raja terbesar dari semua pemimpin kerajaan Islam Mataram.
Pada masa keemasannya, menurut buku Genealogi Kerajaan Islam di Jawa: Menelusuri Jejak Keruntuhan Kerajaan Hindu dan Berdirinya Kerajaan Islam di Jawa karya Peri Mardiono, kerajaan Islam Mataram pernah menyatukan Tanah Jawa dan sekitarnya, termasuk Madura. Mataram juga melawan VOC di Batavia untuk mencegah penyebaran kekuasaan kolonial.
Sayangnya, sepeninggal Sultan Agung, Kerajaan Islam Mataram mengalami masa-masa kemunduran yang ditandai dengan maraknya konflik dan perpecahan.