Jakarta – Masuknya Islam ke Indonesia diketahui sudah sejak abad ke-19. Peta masuknya Islam di Indonesia sendiri di latar belakangi oleh beberapa hal salah satunya adalah perdagangan.
Secara umum, perkembangan Islam, baik dalam agama maupun tradisi, terjadi setelah bangsa Indonesia bergaul dengan berbagai bangsa yang ditandai dengan terjalinnya hubungan dagang antara kawasan Nusantara dan tetangganya, baik di Asia Tenggara, Asia Selatan, maupun negeri Arab.
Dalam sejarah Indonesia tidak pernah ada kekuatan asing, baik dari negeri Arab maupun India yang memaksa bangsa Indonesia untuk memeluk Islam.
Menurut buku “Sejarah” oleh Nana Supriatna, masuknya agama Islam sejalan dengan berkembang dan ramainya perdagangan antara Jazirah Arab, Teluk Persia, India, Selat Malaka, dan Kepulauan Indonesia pada abad ke-7 sampai 15 M.
Teori yang banyak dianut oleh kalangan sejarawan bahwa Islam masuk ke Indonesia melalui proses perdagangan. Islam yang masuk secara langsung ke Indonesia diperkirakan berasal dari daerah Gujarat, India.
Ada beberapa pendapat yang mengemukakan tentang penyebaran Islam di Indonesia yaitu dari Gujarat, Arab, Persia, dan Cina. Pada perkembangan selanjutnya, Islam yang masuk ke Indonesia berasal dari berbagai daerah dan dibawa oleh orang dari berbagai bangsa dan negara.
Berikut 3 penjelasan teori masuknya Islam ke Indonesia selengkapnya.
1. Teori Gujarat
Teori masuknya Islam ke Indonesia yang pertama datang dari teori Gujarat. Diceritakan dalam teori ini, Islam masuk ke Nusantara pada abad ke-13 M dari pedagang India Muslim.
Teori ini berkembang dari Pijnappel dari Universitas Leiden yang mengatakan bahwa asal muasal Islam dari Gujarat dan Malabar. Kemudian, orang Arab bermazhab Syafi’i bermigrasi ke India dan orang India lah yang membawanya ke Indonesia.
Pendapat ini juga ditegaskan oleh Snouck Hurgronje dalam buku ‘L’Arabie et Les Indes Neelandaises atau Reveu de I’Histoire des Religious bahwa hubungan dagang Indonesia dan India telah lama terjalin, kemudian inskripsi tertua tentang Islam terdapat di Sumatera memberikan gambaran hubungan antara Sumatera dengan Gujarat.
Selain itu, ada juga teori Gujarat dari Moquette di mana ia mengatakan bahwa agama Islam di Tanah Air berasal dari Gujarat berdasarkan bukti peninggalan artefak berupa batu nisan di Pasai, kawasan utara Sumatera pada 1428 M.
Adapun, batu nisan itu memiliki kemiripan dengan batu nisan di makam Maulana Malik Ibrahim di Jawa Timur, yakni memiliki bentuk dengan batu nisan di Cambay, Gujarat, India.
2. Teori Mekah
Teori masuknya Islam ke Indonesia lainnya adalah teori Mekah. Teori ini pertama kali dicetuskan oleh Hamka dalam Dies Natalis PTAIN ke-8 di Yogyakarta sebagai koreksi dari teori Gujarat.
Menurut Hamka, bangsa Arab pertama kali ke Indonesia membawa agama Islam dan diikuti Persia dan Gujarat. Adapun, disebutkan masuknya Islam terjadi sebelum abad ke-13 M, yakni 7 Masehi atau abad pertama hijriyah.
Hal ini dibuktikan setelah wafatnya Rasulullah SAW pada tahun 632 M, di mana kepemimpinan Islam dipegang oleh para khalifa. Di bawah kepemimpinan itu, agama Islam disebarkan lebih luas hingga ke seluruh Timur Tengah, Afrika Utara, Spanyol.
Kemudian, di masa Dinasti Umayyah pengaruh semakin meluas hingga ke Nusantara. Menurut Arnold (Morrison 1951) bukti masuknya Islam ke Indonesia dari para pedagang Arab menyebarkan Islam ketika mereka berdagang hal ini juga sesuai dengan fakta pedagang Arab menjadi pemimpin pemukiman di pesisir pantai Sumatera.
Para pedagang Arab tersebut juga melakukan pernikahan dengan penduduk lokal sehingga agama Islam semakin menyebar di Nusantara.
3. Teori Persia
Teori masuknya Islam ke Indonesia terakhir adalah Persia yang dicetuskan oleh Hoesein Djajadiningrat. Dijelaskan bahwa Islam masuk ke Indonesia dari Persia singgah di Gujarat pada abad ke-13. Hal ini terbukti dari kebudayaan Indonesia yang memiliki persamaan dengan Persia.
Hal ini juga dipertegas oleh Morgan (1963:139-140) bahwa masyarakat Islam Indonesia sama dengan Persia. Terbukti, peringatan 10 Muharram atau Asyura sebagai hari peringatan Syi’ah atas syahidnya Husein. Peringatan ini berbentuk pembuatan bubur Syura.
Selain itu, di Minangkabau bulan Muharram juga dikenal sebagai bulan-bulan Husein. Lalu di Sumatera Tengah diperingati dengan mengarak keranda Husein untuk dilemparkan ke sungai.
Selanjutnya, teori ini juga didukung dengan kesamaan ajaran Syekh Siti Jenar dengan ajaran Sufi Iran al-Hallaj. Ketiga, penggunaan istilah bahasa Iran dalam sistem mengeja huruf Arab untuk tanda bunyi harakat dalam pengajian Al-Quran tingkat awal.
Kesamaan terakhir adalah nisan pada makam Malik Saleh dan Malik Ibrahim dipesan dari Gujarat dan terdapat pengakuan umat Islam terhadap madzhab Syafi’i di daerah Malabar.
Itulah peta masuknya Islam ke Indonesia beserta teori-teori yang ada. Meski terdapat beberapa versi teori namun hingga saat ini belum ada bukti mana teori yang paling kuat.
sumber : detikcom