• Kode Etik Jurnalistik
  • Kebijakan Privasi
  • Tentang Kami
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
No Result
View All Result
Info Seputar Muslim
  • Beranda
  • Damai Negeri
  • Dunia Islam
  • Para Ahli
  • Syariah Muslim
Info Seputar Muslim
  • Beranda
  • Damai Negeri
  • Dunia Islam
  • Para Ahli
  • Syariah Muslim
No Result
View All Result
Info Seputar Muslim
No Result
View All Result
Home Dunia Islam
Ikuti Rasulullah, Jendral Besar Soedirman yang Selalu Berwudhu

Ikuti Rasulullah, Jendral Besar Soedirman yang Selalu Berwudhu

Admin Biromuslim by Admin Biromuslim
23 April 2021
in Dunia Islam
0
334
SHARES
2k
VIEWS

JAKARTA – Jenderal Besar Soedirman dikenal sebagai sosok yang taat terhadap ajaran  Islam. Dia tidak pernah lepas berwudhu untuk menjaga kesucian.

Dalam kondisi sesulit apapun juga Jenderal Besar Soedirman selalu ingat sholat dan melaksanakannya. Dia sangat memahami medan peran yang dihadapinya dan anak buahnya begitu berat. Namun Jenderal Soedirman selalu menyemangati dan menasihati pasukannya dengan sebuah kalimat bijak.

Dia selalu mengatakan yang gugur dalam perang ini tidaklah mati sia-sia, melainkan gugur sebagai syuhada.

DALAM buku “Guru Bangsa: Sebuah Biografi Jenderal Soedirman” diceritakan, Ia lahir dari keluarga petani kecil, di desa Bodaskarangjati, Kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, pada tanggal 24 Januari 1916.

Baca Juga: Waspadai Istidraj, Selalu Diberi Kenikmatan Meski Tak Pernah Ibadah

Ayahnya seorang mandor tebu pada pabrik gula di Purwokerto. Sejak bayi Soedirman diangkat anak oleh asisten wedana (camat) di Rembang, R. Tjokrosunaryo.

Ia memperoleh pendidikan formal dari Sekolah Taman Siswa, sebuah sekolah yang terkenal berjiwa nasional yang tinggi.

Kemudian ke HIK (sekolah guru) Muhammadiyah, Solo tapi tidak sampai tamat. Sudirman muda yang terkenal disiplin dan giat di organisasi Pramuka Hizbul Wathan ini kemudian menjadi guru di sekolah HIS Muhammadiyah di Cilacap.

Baca Juga: Waspadai Setan Khinzib, Tugasnya Bikin Orang Sholat Gagal Fokus

Sebagai kader Muhammdiyah, ia dikenal sebagai santri atau jamaah yang cukup aktif dalam pengajian “malam selasa”, yakni pengajian yang diselenggarakan oleh PP Muhammadiyah di Kauman berdekatan dengan Masjid Besar Yogyakarta.

Ia juga dikenal sebagai sosok yang rajin beribadah. Di museum Sasmitaloka Panglima Jenderal Besar Soedirman di Jalan Bintaran Wetan, Pakualaman, Yogyakarta terdapat sajadah digunakan untuk beribadah. Tempat sholat itu diletakkan tepat di samping tempat tidurnya yang ada di museum.

Setelah Indonesia merdeka, dalam suatu pertempuran dengan pasukan Jepang, ia berhasil merebut senjata pasukan Jepang di Banyumas. Itulah jasa pertamanya sebagai tentara pasca kemerdekaan Indonesia.

Dengarkan Murrotal Al-Qur’an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran

Sesudah Tentara Keamanan Rakyat (TKR) terbentuk, ia kemudian diangkat menjadi Panglima Divisi V/Banyumas dengan pangkat Kolonel. Dan melalui Konferensi TKR tanggal 2 Nopember 1945, ia terpilih menjadi Panglima Besar TKR/Panglima Angkatan Perang Republik Indonesia.

Selanjutnya pada tanggal 18 Desember 1945, pangkat Jenderal diberikan padanya lewat pelantikan Presiden.

Ketika pasukan sekutu datang ke Indonesia dengan alasan untuk melucuti tentara Jepang, ternyata tentara Belanda ikut dibonceng. Karenanya, TKR akhirnya terlibat pertempuran dengan tentara sekutu.

Pada Desember 1945, pasukan TKR yang dipimpin oleh Sudirman terlibat pertempuran melawan tentara Inggris di Ambarawa. Dan pada tanggal 12 Desember tahun yang sama, dilancarkanlah serangan serentak terhadap semua kedudukan Inggris. Pertempuran yang berkobar selama lima hari itu akhirnya memaksa pasukan Inggris mengundurkan diri ke Semarang.

Pada saat pasukan Belanda kembali melakukan agresinya atau yang lebih dikenal dengan Agresi Militer II Belanda, Ibukota Negara RI berada di Yogyakarta sebab Kota Jakarta sebelumnya sudah dikuasai.

Jenderal Sudirman yang saat itu berada di Yogyakarta sedang sakit. Keadaannya sangat lemah akibat paru-parunya yang hanya tingggal satu yang berfungsi.

Dalam Agresi Militer II Belanda itu, Yogyakarta berhasil dikuasai Belanda. Bung Karno dan Bung Hatta serta beberapa anggota kabinet juga sudah ditawan. Presiden Soekarno sebelumnya telah menganjurkannya untuk tetap tinggal dalam kota untuk melakukan perawatan.

Namun anjuran itu tidak bisa dipenuhinya, ia tetap memimpin perang gerilya pada Belanda , tanggungjawabnya sebagai pemimpin tentara.

Maka dengan ditandu, ia berangkat memimpin pasukan untuk melakukan perang gerilya. Kurang lebih selama tujuh bulan ia berpindah-pindah dari hutan yang satu ke hutan yang lain, dari gunung ke gunung dalam keadaan sakit dan lemah sekali sementara obat juga hampir-hampir tidak ada.

Seorang Panglima yang istimewa, dengan kekuatan iman dan keislaman yang melekat kuat dalam dadanya. Sangat meneladani kehidupan Rasulullah, yang mengajarkan kesederhaan dan kebersahajaan. Sehingga perlakuan khusus dari jamaah pengajian yang rutin diikutinya, dianggap terlalu berlebihan dan ditolaknya dengan halus.

Ia menanamkan kepada para anak buahnya, bahwa mereka yang gugur dalam perang ini tidaklah mati sia-sia, melainkan gugur sebagai syuhada. Untuk menyebarluaskan semangat perjuangan jihad tersebut, di kalangan tentara atau seluruh rakyat Indonesia, Jenderal besar ini menyebarkan pamflet atau selebaran yang berisikan seruan kepada seluruh rakyat dan tentara untuk terus berjuang melawan Belanda.

Ia mengutip hadits Nabi. “Insjafilah! Barangsiapa mati, padahal (sewaktoe hidoepnja) beloem pernah toeroet berperang (membela keadilan) bahkan hatinya berhasrat perang poen tidak, maka matilah ia di atas tjabang kemoenafekan.

Namun akhirnya ia harus pulang dari medan gerilya. Ia meninggal pada usia yang masih relatif muda, 34 tahun. Pada tanggal 29 Januari 1950, Panglima Besar ini meninggal dunia di Magelang dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki, Yogyakarta. Ia dinobatkan sebagai Pahlawan Pembela Kemerdekaan.

Mengawali karir militernya sebagai seorang dai muda yang giat berdakwah di era 1936-1942 di daerah Cilacap dan Banyumas. Hingga pada masa itu ia adalah dai masyhur yang dicintai masyarakat.

Ia selalu menjaga kesuciannya dengan berwudhu. Saat wudhunya batal, ia akan berwudhu kembali. Bahkan, jika tidak dalam masuknya waktu sholat, ia tetap akan berwudhu.

Ia selalu menjaga menjaga wudhunya. Saat mendengar suara azan, ia pun langsung melaksanakan sholat. Saat memimpin perang gerilya, ia tidak pernah menunda untuk beribadah, termasuk dalam kondisi sakit.

Saat bergerilya, Soedirman pun memerintahkan kepada ajudannya untuk membawa kendi yang berisi air. Air itu dgunakan untuk berwudhu saat perang gerilya.

Ia juga berprinsip tidak pernah meninggalkan sholat. Jika tidak bisa berdiri, ia sholat dalam keadaan duduk. Jika tidak bisa duduk, sholat dilakukan dengan berbaring. Ia juga rajin berpuasa.

Sikap prihatinnya juga tampak ketika dia menghadapi masalah. Ia yang pada masa pendudukan Jepang menjadi anggota Badan Pengurus Makanan Rakyat dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Keresidenan Banyumas ini pernah mendirikan koperasi untuk menolong rakyat dari bahaya kelaparan.

Pendidikan militer diawalinya dengan mengikuti pendidikan tentara Pembela Tanah Air (Peta) di Bogor. Setelah selesai pendidikan, ia diangkat menjadi Komandan Batalyon di Kroya.

Ketika itu, ia sering memprotes tindakan tentara Jepang yang berbuat sewenang-wenang dan bertindak kasar terhadap anak buahnya. Karena sikap tegasnya itu, suatu kali dirinya hampir saja dibunuh oleh tentara Jepang.

Tags: #berwudhu
Previous Post

Bamsoet: Islam Mendukung Kesetaraan dan Keadilan Gender

Next Post

Anak Sudah Bekerja, Apakah Orangtua Masih Harus Membayar Zakat Fitrahnya?

Admin Biromuslim

Admin Biromuslim

Next Post
Anak Sudah Bekerja, Apakah Orangtua Masih Harus Membayar Zakat Fitrahnya?

Anak Sudah Bekerja, Apakah Orangtua Masih Harus Membayar Zakat Fitrahnya?

Apakah selalu ada motif politik di balik sejarah penistaan agama di Indonesia?

Apakah selalu ada motif politik di balik sejarah penistaan agama di Indonesia?

Hukum dan ketentuan pelanggaran protokol Covid di Australia yang amat ketat

Hukum dan ketentuan pelanggaran protokol Covid di Australia yang amat ketat

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terpopuler

  • Inilah 12 Titik Penyekatan Arus Mudik Lebaran Dilakukan Dirlantas PMJ

    Inilah 12 Titik Penyekatan Arus Mudik Lebaran Dilakukan Dirlantas PMJ

    338 shares
    Share 135 Tweet 85
  • Kapolri Sebut TNI-Polri Siap Fasilitasi Warga Yogyakarta Percepat Vaksinasi Massal

    340 shares
    Share 136 Tweet 85
  • Doktor Jumadi dan Forwakada Korwil Jateng Apresiasi Keramahan Bupati Klaten

    353 shares
    Share 141 Tweet 88
  • Brimob Jabar Laksanakan Patroli Rutin Tim SAR Tempat-tempat Yang Rawan Bencana

    338 shares
    Share 135 Tweet 85
  • Niat dan Doa Setelah Shalat Dhuha

    587 shares
    Share 235 Tweet 147

Ikuti Kemenag RI

  • Kode Etik Jurnalistik
  • Kebijakan Privasi
  • Tentang Kami
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
© Copyright BiroMuslim Team All Rights Reserved

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Damai Negeri
  • Dunia Islam
  • Para Ahli
  • Syariah Muslim