JAKARTA – Ormas Islam Al Jam’iyatul Washliyah menjadi organisasi keagamaan terbesar di luar Pulau Jawa. Organisasi ini lahir pada 30 November di Maktab Islamiyah Tapanuli di Medan, Sumatera Utara.
Organisasi ini lalu membantuk Zending Islam Indonesia (ZII). Melalui Zending Islam inilah Al Washliyah mulai berdakwah menyiarkan Islam ke seluruh Tanah Batak.
Ketua Umum Pengurus Besar Al Jam’iyatul Washliyah Dr. KH. Yusnar Yusuf, MS mengatakan Al Jam’iyatul Washliyah dalam perjalanan organisasinya sudah melalui beberapa fase.
Baca Juga: Memahami 3 Rukun Syukur Agar Semakin Dilimpahkan Kenikmatan
Di fase awal berdirinya, Al Washliyah bergerak dalam bidang pendidikan. Pada fase kedua kata Yusnar dimulai ketika Al Washliyah diamanahi oleh Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI) pada 1941 untuk membentuk Zending Islam Indonesia (ZII).
Selanjut adalah fase bergerak pada bidang amal sosial dengan mendirikan panti asuhan yang merawat anak yatim dan fakir miskin. Al Washliyah terus berkembang dengan bantuan dari umat. Di awal berdirinya Al Washliyah belum pernah mendapat bantuan dari pemerintah. “Karena ketika Al Washliyah berdiri, negara belum ada,” kata KH. Yusnar di sela-sela sambutanya dalam acara pembukaan dikutip dari laman Muktamar Al Washliyah di Jakarta, Ahad (21/3/2021) lalu.
Baca Juga: Pencuri Terjelek dalam Sholat, Ini Ciri-Cirinya
Lebih lanjut Ketum PB Al Washliyah mengatakan organisasi ini bergerak dalam bidang pendidikan, dakwah dan amal sosial. “Sejak awal berdirinya hingga saat ini Al Jam’iyatul Washliyah tetap mengedepakan pendidikan sebagai pilar utama pengembangan organisasi,” ucap KH. Yusnar Yusuf.
KH.Yusnar Yusuf juga mengingatkan, lahirnya Al Washliyah jauh sebelum Indonesia merdeka, untuk itu beliau meminta kepada Presiden Jokowi menganugerahi Pahlawan Nasional kepada salah satu pendiri Al Washliyah Syekh HM. Arsyad Thalib Lubis.
“Karena jasa-jasanya yang begitu besar kepada bangsa dan negara melalui Al Washliyah,” ujarnya.
Dengarkan Murrotal Al-Qur’an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran
Sementara itu Ketua Penyelenggara Muktamar XXII Al Jam’iyatul Washliyah Ahmad Doli Kurnia bersyukur Muktamar Al Washliyah bisa terselenggara. Meski dalam kondisi Pandemi Covid-19, perhelatan akbar lima tahunan ini bisa terwujud.
Dijelaskannya, kondisi Covid-19 yang masih melanda tidak menyurutkan PB Al Washliyah untuk menggelar muktamar. Untuk itu Panitia Penyelenggara terus berkoordinasi dengan Pengurus Besar, Dewan Fatwa dan Dewan Pertimbangan untuk acara pertemuan seluruh pengurus Al Washliyah secara nasional dan internasional.
Lebih lanjut dikatakannya, Muktamar ke 22 Al Washliyah menjadi muktamar dengan nuansa baru, karena dalam pelaksanaanya, acara ini menggunakan pola hybrid. Sistem hybrid adalah paduan antara Daring dan Luring. Pola ini terbilang baru untuk warga Al Washliyah, karena kondisi pandemik yang masih melanda.