JAKARTA – Video sepinya Masjid Nabawi tengah viral di kalangan warga plus 62. Video itu mengisahkan Masjid Nabawi dan Kota Madinah di Arab Saudi, dengan nuansa yang jauh berbeda dari hari-hari biasanya.
Video berdurasi 4 menit 35 detik mengungkap area suci Masjid Nabawi yang berbeda. Para jamaah berbagai negara biasanya melakukan ibadah di Masjid Nabawi.
Di selasar masjid yang biasanya jamaah beribadah di bawah payung khas yang teduh pun tampak kosong.
Baca Juga: Ustaz Syafiq Menangis Tersedu-sedu Ketika Ada Jamaah Menanyakan 1 Hal
Hilir mudik, keluar masuk masjid begitu terasa kala itu. Mereka berusaha mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala di Kota Suci. Ada yang sholat, berdzikir atau menghadiri majelis kajian yang mulia di Masjid Nabawi.
Namun kini, tak terlihat lagi kaum muslimin yang merendahkan dirinya. Tak terdengar lagi suara perlahan namun syahdu suara hamba bermunajat memohon doa di sana.
Dalam video terlihat petugas penjaga masjid menutup dan mengunci seluruh pintu dan jendela Masjid Nabawi.
Mushaf-mushaf Alquran di dalam Masjid Nabawi ditutupi terpal lembut sebagai tanda tak ada lagi yang membaca. Karpet-karpet yang tebal dan indah sebagai alas sholat pun digulung dan dikumpulkan menjadi satu.
Masjib Nabawi berubah menjadi sepi, hening. Sebuah keadaan yang sama sekali tak pernah sekalipun terbayangkan.
Begitulah kira-kira gambaran Masjid Nabawi saat ini dalam tayangan video yang direkam secara profesional. Seluruh sudut masjid, bagian luar dan dalam direkam dengan detail gambar yang tajam.
Sepinya Kota Madinah dan areal Masjid Nabawi dapat dilihat dengan jelas dari atas dengan bantuan perekam gambar drone. Sepi dan hening.
Dalam tayangan video berbahasa Arab dengan nada suara bas, anchor berusaha mendiskripsikan bagaimana suasana Kota Madinah dan Masjid Nabawi.
Sementara penerjemah anchor dari bahasa Arab tadi diketahui tertulis “Ahmad Bahrul Huda Khodim Pesantren Azzara dan Pesantren Annur 1 Bululawang, Malang, Jawa Timur”.
Dalam terjemahaanya Ahmad Bahrul Huda Khodim menuliskan judul video tadi “Kesedihan Madinah Akibat Covid-19”.
Berikut terjemahan lengkapnya:
Madinah hidup dalam saat diam sunyi dan hati penduduknya dipenuhi kesedihan. Itu adalah pemandangan yang sangat menyedihkan dan saat yang menyakitkan yang mencegah mereka mengunjungi Masjid Nabi Muhammad SAW.
Tetapi keadaan mereka seperti keadaan seluruh penduduk dunia lainnya.
Seluruh pintu masjid ditutup dan sholat di dalamnya tidak diperbolehkan, kecuali bagi Imam dan segelintir orang sholat. Dan air mata pengkhotbah Masjid Nabawi bercucuran karena tidak adanya jamaah kaum muslimin.
Terlihat dalam tayangan itu sorang ulama sedang berkhotbah dengan suara berat berkata, “Setelah itu wahai hamba Allah, jadikanlah rumah-rumah kalian qiblat dan lakukanlah sholat. Tanamlah di rumahmu taman surga dan berdzikirlah kepada Allah. Bacalah Alqur’anmu dan bacalah kitab Allah”.
Wabah Korona telah melanda seluruh dunia dan menyebar bagai api membakar daun kering dan membahayakan keselamatan jiwa. Dan setelah kasus pertama di Kerajaan Saudi dan banyak yang kemudian terkena virus lalu pihak berwenang menetapkan kebijakan pencegahan yang pertama menghentikan umrah dan kunjungan ke Tanah Suci.
Dan sejak Masjid Nabawi adalah tempat yang berkumpul di dalamnya ribuan jamaah sholat telah ditetapkan sejak 10 Rajab 1441 H untuk mengurangi 50 persen jamaah dari kapasitas Masjid Nabawi dengan cara menutup bagian masjid lama dan menutup Raudlah dan menjalankan proses pembersihan sanitasi yang intesif dan berkelanjutan. Lalu menutup masjid setelah sholat Isya setiap hari.
Dan setelah terkonfirmasi kasus pertama virus korona di Madinah, pertama kali ditetapkan malam Jumat 24 Rajab 1441 H maka melarang total jamaah di Masjid Nabawi.
Ya Allah…pintu masjid dulu terbuka lebar kini tertutup. Lalu Mushaf yang mulia ditutup karena tak ada lagi yang membacanya.
Lalu, wadah wadah air Zam- Zam dikosongkan, alas-alas sholat digulung, kumpulan majelis ilmu dihentikan dan tangan- tangan penyapu pembersih masjid dihentikan dan jalan jalan di Kota Madinah kosong.