JAKARTA – Surat Ar-Rahman adalah surat ke-55 dalam Al-Qur’an dan tergolong makkiyah terdiri atas 78 ayat. Dinamakan Ar-Rahmaan yang berarti Yang Maha Pemurah berasal dari kata Ar-Rahman yang terdapat pada ayat pertama surah ini.
Ar-Rahman adalah salah satu dari nama-nama Allah. Sebagian besar dari surah ini menerangkan kepemurahan Allah SWT kepada hamba-hamba-Nya, yaitu dengan memberikan nikmat-nikmat yang tidak terhingga baik di dunia maupun di akhirat nanti.
Ciri khas surat ini adalah kalimat berulang 31 kali Fa-biayyi alaa’i Rabbi kuma tukadzdzi ban (Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?) yang terletak di akhir setiap ayat yang menjelaskan karunia Allah yang diberikan untuk manusia.
Dalam sebuah riwayat Rasulullah SAW bersabda: Segala sesuatu memiliki pengantin, dan pengantinya Al-Qur’an adalah surah Ar-Rahman. Keterangan ini terdapat dalam hadis riwayat al-Baihaqi dari sahabat ‘Ali bin Abi Thalib Ra:
Hadis ini pada dasarnya dhaif sebagaimana dikatakan oleh al-Albani dalam kitabnya, kesimpulan al-Albani juga didukung oleh al-Minawi, juga al-Dzahabi yang memasukkan salah satu perawinya ke dalam perawi yang dhaif dan ditinggalkan (al-dhu’afa wa al-matrukin).
Terlepas dari kualitas hadisnya yang lemah, tetap saja penyebutan bahwa Surat Ar-Rahman adalah pengantinnya Al-Qur’an merupakan pujian dan sanjungan terhadap surah ini.
Dalam suatu riwayat, Rasulullah SAW pernah berkisah: “Aku pernah membacakan surah Ar-Rahman di hadapan manusia, mereka diam (tidak merespon). Dan ketika aku bacakan surah Ar-Rahman di hadapan para jin, ketika sampai pada kalimat “maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan/ fabiayyi aalaa irabbikumaa tukadzibaan”, mereka lantas menjawab “Tidak ada satupun dari nikmat-Mu wahai Tuhanku yang kami dustakan, maka bagi-Mu segala puji”, mereka merespons lebih baik dibandingkan manusia, kata Nabi Muhammad SAW:
Riwayat di atas ditemukan dalam kitab tafsir al-Durr al-Mantsur karya Imam al-Suyuthi, juga oleh Imam al-Daruquthni, Khatib al-Baghdadi, dan lain sebagainya. Menurut al-Suyuthi sanad hadis di atas adalah sanad hadis yang sahih.
Dalam Tsawabul A’mal, dijelaskan bahwa Rasulullah pernah bersabda: “Barang siapa membaca Ar Rahman, dan ketika membaca kalimat fabiayyi aala’i Robbikuma tukadzibaan kemudian jika dia mengucapkan: tidak ada satupun nikmatMu dari Tuhanku yang aku dustakan, maka jika membacanya di malam hari kemudian mati, maka matinya seperti mati syahid, jika membacanya di siang hari kemudian ia mati, maka matinya seperti mati syahid.” (diriwayatkan oleh Imam Ja’far).