Israel menjalin hubungan diplomatik penuh dengan Bhutan, sebuah kerajaan kecil berpenduduk mayoritas Buddha yang terkurung daratan di Himalaya yang bertetangga dengan India dan China.
Dikutip dari laman timesofisrael, Minggu 13 Desember 2020, perjanjian tersebut ditandatangani pada Sabtu kemarin dalam sebuah upacara yang diadakan di kediaman Duta Besar Israel untuk India Ron Malka, dengan Duta Besar Bhutan untuk India Mayor Jenderal Vetsop Namgyel.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyambut baik perkembangan tersebut, menyebutnya sebagai “buah tambahan dari perjanjian perdamaian.”
“Kami berhubungan dengan negara lain yang ingin bergabung dan menjalin hubungan dengan kami,” tambah Netanyahu.
Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan, Menteri Luar Negeri Gabi Ashkenazi berbicara dengan mitranya dari Bhutan, Menteri Luar Negeri Tandy Dorji, pekan lalu.
Di mana keduanya menyetujui tanggal penandatanganan serta rencana kerja bersama untuk berkolaborasi di bidang pengelolaan air, pertanian dan kesehatan.
“Lingkaran pengakuan Israel tumbuh dan berkembang,” kata Ashkenazi dalam pernyataan Kementerian Luar Negeri.
“Pembentukan hubungan antara kami dan Kerajaan Bhutan akan menjadi tonggak penting dalam memperdalam hubungan Israel dengan Asia.”
Kurangnya hubungan Israel sebelumnya dengan Bhutan tidak terkait dengan konflik Palestina atau perjanjian yang ditengahi AS yang mengupayakan normalisasi dengan Israel dari negara-negara Muslim, melainkan akibat kebijakan isolasionis Bhutan.
Kerajaan terpencil memiliki populasi lebih dari 770.000 orang dan baru mulai mengizinkan turis asing masuk ke negara itu pada tahun 1970. TV dan internet disahkan pada tahun 1999.