BiroMuslim – Berhubungan suami istri adalah salah satu aspek penting dalam kehidupan rumah tangga, terutama dalam agama Islam.
Sebagai umat muslim, kita diajarkan untuk mengikuti ajaran dan sunnah Nabi Muhammad SAW dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam hal berhubungan suami istri.
Berdasarkan penelitian di Journal of Health and Social Behavior, dikutip dari orami.co.id diungkapkan bahwa melakukan hubungan suami istri dapat meningkatkan kesehatan mental, detak jantung yang lebih sehat, dan risiko kematian yang lebih rendah.
Dalam agama Islam, penting untuk mengetahui tata cara serta adab berhubungan suami istri sesuai sunah dan apa saja yang dilarang dilakukan.
Baca Juga : MUI Ajak Lembaga Penyiaran isi Ramadhan dengan Tayangan Berkualitas
Berikut adalah beberapa cara berhubungan suami istri sesuai sunah di agama Islam:
1. Mengawali dengan Doa dan Basmalah
Sebelum melakukan hubungan suami istri, sebaiknya suami istri memulainya dengan berdoa kepada Allah SWT. Doa adalah cara terbaik untuk memohon keberkahan dalam segala hal, termasuk dalam urusan hubungan suami istri.
بِسْمِ اللهِ اَللّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا
Artinya: “Dengan menyebut nama Allah. Ya Allah, jauhkanlah kami dari (gangguan) setan dan jauhkanlah setan dari rezeki yang Engkau anugerahkan kepada kami.”
Doa Berhubungan agar Punya Anak
اَللّهُـــمَّ اجْعَــلْ نُطْفَتَــنَا ذُرّ ِيَّةً طَيِّــبَةً
Artinya: “Ya Allah jadikanlah nutfah kami ini menjadi keturunan yang baik.”
Setelah aktivitas bercinta telah selesai, jangan lupa juga untuk membaca bersama-sama doa ini:
اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ خَلَقَ مِنَ المْـَــاءِ بَشَـــرًا
Artinya: “Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan air mani ini menjadi manusia (keturunan).”
2. Membersihkan Diri dan Tempat
Sebelum melakukan hubungan suami istri, baik suami maupun istri sebaiknya membersihkan diri terlebih dahulu, termasuk membersihkan tempat yang digunakan untuk berhubungan. Hal ini sesuai dengan anjuran Nabi Muhammad SAW untuk menjaga kebersihan dan kesehatan.
Baca Juga : Hukum Merayakan Hari Valentine Menurut Ulama
3. Menggunakan Kata-kata yang Baik dan Santun
Saat berhubungan suami istri, sebaiknya menggunakan kata-kata yang baik dan santun. Hindari penggunaan kata-kata yang kasar atau memalukan. Hal ini akan membantu menciptakan suasana yang nyaman dan saling menghormati antara suami istri.
4. Menjaga Keseimbangan dalam Berhubungan
Berhubungan suami istri sebaiknya dilakukan dengan keseimbangan yang baik antara kebutuhan suami dan istri. Jangan hanya memikirkan kebutuhan pribadi, tetapi juga memperhatikan kebutuhan pasangan.
5. Menjaga Kepuasan Pasangan
Dalam berhubungan suami istri, sebaiknya selalu memperhatikan kepuasan pasangan. Hal ini penting untuk menjaga keharmonisan dan kebahagiaan dalam rumah tangga. Selalu komunikasikan apa yang dirasakan dan diinginkan secara terbuka dan jujur.
Setelah ejakulasi dianjurkan untuk membaca doa :
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِى خَلَقَ مِنَ الْمَاءِ بَشَرًا فَجَعَلَهُ نَسِبًا وَصِهْرًا وَكَانَ رَبُّكَ قَدِيْرًا. أللَّهُمَّ اِنْ كُنْتَ خَلَقْتَ خَلْقًا فِيْ بَطْنِ هَذِهِ الْمَرْأَةِ فَكَوِّنْهُ ذَكَرًا وَسَمَّهُ اَحْمَدَ بِحَقِّ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، رَبِّ لَا تَذَرْنِى فَرْدًا وَاَنْتَ خَيْرُ الْوَارِثِيْنَ
Artinya: “Segala puji milik Allah, yang telah menciptakan manusia dari air mani. Lalu jadikan manusia itu punya keturunan dan mushaharah dan Dia adalah Tuhanmu Maha Kuasa.
Itulah beberapa cara berhubungan suami istri sesuai sunah di agama Islam. Dengan mengikuti ajaran dan sunnah Nabi Muhammad SAW dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam hubungan suami istri, diharapkan akan tercipta keharmonisan dan keberkahan dalam rumah tangga.
Lalu apa saja gaya hubungan sex suami istri yang diperbolehkan dalam islam?
Dalam Islam, terdapat beberapa pedoman mengenai hubungan seksual yang dibolehkan antara suami dan istri. Berikut ini adalah beberapa hal yang diperbolehkan dalam konteks hubungan seksual menurut Islam:
Hubungan seksual harus dilakukan secara suka rela antara suami dan istri yang sah dalam ikatan pernikahan.
Aktivitas seksual diperbolehkan dalam posisi-posisi yang dianggap wajar dan nyaman bagi kedua pasangan. Islam tidak memberikan batasan khusus tentang posisi seksual yang dapat dilakukan selama tidak melibatkan praktek yang haram atau melanggar prinsip-prinsip Islam.
Foreplay dan saling merangsang sebelum hubungan seksual adalah hal yang diperbolehkan dan bahkan dianjurkan dalam Islam. Ini dapat membantu menciptakan keintiman dan kepuasan bagi kedua pasangan.
Berkomunikasi secara terbuka dan jujur tentang preferensi, keinginan, dan kebutuhan seksual antara suami dan istri sangat penting. Menghormati batasan dan kenyamanan masing-masing pasangan adalah prinsip yang harus dipegang.
Penting untuk diingat bahwa Islam memberikan ruang bagi pasangan untuk menjalani kehidupan seksual yang sehat dan memuaskan, selama tetap berada dalam batasan-batasan syariat dan nilai-nilai agama
Apa hukumnya onani dalam Islam?
Pendapat ulama tentang hukum onani dalam Islam bervariasi. Beberapa ulama berpendapat bahwa onani dilarang dan dianggap sebagai perbuatan yang haram (terlarang) karena dianggap melanggar prinsip kesucian, menghambat kontrol hawa nafsu, dan dapat membawa dampak negatif pada kesehatan fisik dan psikologis.
Pendapat lain menganggap onani sebagai perbuatan yang tidak diinginkan (makruh) atau sebagai perbuatan yang harus dihindari, tetapi bukan termasuk kategori perbuatan yang haram. Pendapat ini didasarkan pada hadis-hadis yang memberikan petunjuk bahwa menjaga diri dari perbuatan zina adalah penting.
Dalam Al Qur’an pun perbuatan masturbasi tidak disuratkan dengan jelas. Maka, masturbasi boleh dilakukan jika berdasarkan pada alasan dan hujjah tertentu. Allah SWT berfirman dalam Al Qur’an Surat Al An’am ayat 119:
هُوَ ٱلَّذِى خَلَقَ لَكُم مَّا فِى ٱلْأَرْضِ جَمِيعًا ثُمَّ ٱسْتَوَىٰٓ إِلَى ٱلسَّمَآءِ فَسَوَّىٰهُنَّ سَبْعَ سَمَٰوَٰتٍ ۚ وَهُوَ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌ
Arab latin: Huwallażī khalaqa lakum mā fil-arḍi jamī’an ṡummastawā ilas-samā`i fa sawwāhunna sab’a samāwāt, wa huwa bikulli syai`in ‘alīm
Artinya: “Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.”
Namun, terlepas dari perbedaan pendapat, ada kesepakatan umum bahwa melibatkan diri dalam onani tidak dianjurkan dalam Islam. Sebagai gantinya, Islam mendorong individu untuk menjaga ketaatan kepada Allah, menjaga kesucian diri, dan menyalurkan dorongan seksual dengan cara yang diizinkan dalam pernikahan.