Site icon Info Seputar Muslim

Emosi Miliki 4 Dampak Buruk bagi Kesehatan, Begini Nasihat Rasululloh Agar Terhidar

JAKARTA – Setiap manusia pasti pernah dihinggapi rasa marah dan emosi, dan itu hal yang biasa. Namun, jangan terlalu larut dengan emosi dan kemarahan karena berdampak buruk bagi kesehatan tubuh.

Nadiah Thayyarah dalam bukunya “Buku Pintar Sains dalam Al-Qur’an” menuliskan emosi dan reaksi jiwa, seperti marah, sedih takut, dan gelisah dapat meningkatkan sekresi hormon adrenalin dan nonadrenalin sehingga mengakibatkan bertambahnya detak jantung.

Dikutip pada Sabtu (16/1/2021), emosi dan reaksi jiwa lainnya Kadang juga menyebabkan peningkatan tekanan darah akibat penyempitan pembuluh arteri dan pembuluh vena.

Nadiah Thayyarah juga mengingatkan beberapa dampak emosi antara lain:

1. Terjadinya peningkatan gula darah akibat pelepasan glikogen dalam liver sehingga menyebabkan penyakit diabetes. Para ahli mengatakan, sebagian besar kasus diabetes timbul karena emosi yang berlebihan.

Baca Juga: Ini 4 Ciri Sahabat Mengajak Menuju Surga dan Menjauhkan Neraka

2.Meningkatnya kadar kolesterol sehingga menyebabkan pengerasan arteri dan mengakibatkan penyakit jantung.

3.Terjadinya gangguan pencernaan dan konstipasi akut.

4.Melemahnya sistem kekebalan tubuh sehingga menyebabkan timbulnya kanker akibat gangguan hormonal.

Oleh sebab itu, para dokter menganjurkan pasien mereka yang mengalami tekanan darah tinggi atau penyempitan pembuluh arteri agar menghindari emosi dan amarah. Demikian pula pasien penyakit diabetes, dianjurkan untuk menghindari emosi karena hormon adrenalin dapat menambah gula darah.

Secara ilmiah terbukti bahwa sejumlah hormon nonadrenalin dalam darah dapat bertambah sampai dua atau tiga kali lipat dalam posisi berdiri selama lima menit.

Sementara hormon adrenalin, hanya naik sedikit ketika berdiri. Sementara itu, tekanan jiwa atauu emosi dapat menyebabkan penambahan kadar adrenalin dalam jumlah besar. Oleh sebab itu, Nabi menganjurkan orang yang marah untuk duduk jika ia sedang berdiri. Jika amarahnya belum juga mereda, maka ia harus membaringkan dirinya.

Nabi Muhammad SAW bersabda, “Jika salah seorang dari kalian marah dan ia sedang berdiri maka hendaklah ia duduk. Jika amarahnya belum mereda maka hendaknya ia membaringkan dirinya.” (HR. Ahmad).”

Dari sini kita bisa menyimpulkan bahwa tak ada jalan lain untuk mengontrol amarah kecuali dengan duduk dan berbaring. Akan tetapi sujud lebih baik daripada berbaring, karena sujud dapat menguatkan jantung.

Pada posisi sujud, jantung menjadi tegak dengan kemiringan hingga 45 derajat. Saat itu, jantung tidak perlu mengerahkan energinya untuk memompa darah, karena ia akan mengalirkan darah ke bawah secara spontan.

Sungguh benar sabda Rasulullah dalam hadis di atas. Di antara media pengobatan dan penyembuhan yang bisa digunakan manusia untuk mengurangi amarah adalah dengan diam.

Ahmad meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah bersabda, “Ajarlah, permudahlah dan jangan mempersulit. Jika kau marah, maka diamlah!”

Di antara obat penting yang dianjurkan Nabi untuk mengobati marah dan meringankan gejolaknya adalah berdoa membaca ta’awudz (berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk).

Diriwayatkan dari Sulaiman Ibn Shurad, ia berkata, “Aku duduk bersama Nabi, sedang dua orang laki-laki saling mencaci. Salah seorang dari mereka memerah wajahnya dan uratnya tampak. Nabi lantas bersabda, “Aku tahu satu kalimat yang jika diucapkan olehnya maka akan hilang darinya apa yang ia alami. Jika ia membaca: A’udzu Billahi Minasy Syaithanir Rajim (Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk), niscaya apa yang ia alami akan hilang.

Para sahabat lalu mendatangi orang yang sedang marah itu. Mereka berkata, “Nabi bersabda, “Berlindunglah kepada Allah dari setan yang terkutuk.” Tetapi orang itu malah berkata, “Apa aku gila?” (HR. Muttafaq ‘Alaih).

Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Nabi bersabda, “Jika seseorang marah, lalu mengucap a’idzu billah, maka amarahnya akan mereda.” (HR. Ibnu Adi).”

Para ahli jiwa menyarankan orang-orang yang mudah marah untuk melakukan latihan relaksasi otak. Hal itu bisa dilakukan misalnya dengan menghitung dari 1 sampai 30 sebelum berbicara. Hakikat ini diungkap Nabi 1.400 yang lalu, yaitu saat beliau menyuruh orang yang marah untuk diam sesaat, lalu meminta perlindungan kepada Allah dengan mengucapkan a’idzu billáh beberapa kali.

Riset medis menyimpulkan bahwa amarah, baik yang tampak maupun terpendam dapat membahayakan kesehatan. Karena me- nahan amarah terus-menerus dapat meningkatkan tekanan darah. Adapun amarah yang dilampiaskan dan berlangsung terus-menerus dapat menyebabkan penyakit pembuluh arteri dan serangan jantung.

Ibnu Abbas ditanya tentang mana yang paling berbahaya bagi tubuh, amarah ataukah kesedihan? la menjawab, “Saluran keduanya sama tetapi maknanya berbeda. Siapa yang ingin melawan orang yang tak kuasa dilawannya, maka ia akan menahan amarah- nya sehingga hal itu menjadi sumber kesedihan baginya. Dan siapa orang yang bisa dikalahkannya, maka ia akan mengalahkannya sehingga ia menjadi marah karenanya.” 

Dengarkan Murrotal Al-Qur’an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran

Dengarkan Murrotal Al-Qur’an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran

Exit mobile version